Studi Kasus - Estetika dan Ergonomi
LAPORAN TUGAS ESTETIKA DAN ERGONOMI
Dosen Pengampu
1. Drs. Jajang S, M.Sn.
2. Dr. Drs I Ketut Supir, M.Hum.
Disusun Oleh :
Firzia Kurnia Zahrin
(2302071006)
Program Studi Diploma III Desain Komunikasi Visual
Universitas Pendidikan Ganesha
2024
1. Estetis-Ergonomis: Kursi Eames Lounge Chair
- Deskripsi:
- Kursi Eames Lounge Chair, dirancang oleh Charles dan Ray Eames pada tahun 1956, adalah contoh sempurna dari benda yang memadukan estetika dan ergonomi.
- Analisis Estetis:
- Desain modern mid-century yang timeless
- Kombinasi kayu lapis dan kulit premium
- Bentuk organik yang menarik secara visual
- Keseimbangan antara elemen berat (dudukan) dan ringan (kaki)
- Analisis Ergonomis:
- Bentuk kursi mengikuti kontur tubuh manusia
- Sandaran punggung dan kepala yang nyaman
- Bantalan empuk yang mendukung postur duduk
- Dapat dimiringkan untuk kenyamanan maksimal
- Kesimpulan:
- Eames Lounge Chair berhasil menggabungkan keindahan visual dengan kenyamanan fungsional, membuatnya menjadi ikon dalam dunia desain furnitur.
Notes: Untuk melihat gambar Eames Lounge Chair, kalian dapat mengunjungi di situs resmi Herman Miller (Eames Lounge and Ottoman - Lounge Chair - Herman Miller) atau Museum Desain seperti MoMA.
- Deskripsi:
- Sepatu hak tinggi ekstrem, sering terlihat di runaway fashion atau acara karpet merah, memiliki hak setinggi 15cm atau lebih.
- Analisis Estetis:
- Memperpanjang garis kaki, membuat pemakainya terlihat lebih tinggi dan ramping
- Desain yang sering kali rumit dan artistik
- Menggunakan material mewah seperti suede, kulit paten, atau dihiasi kristal
- Menjadi statement piece dalam berbusana
- Analisis Ergonomis:
- Sangat tidak nyaman untuk dipakai dalam jangka waktu lama
- Menyebabkan tekanan berlebih pada bola kaki dan jari kaki
- Dapat menyebabkan masalah postur dan keseimbangan
- Beresiko tinggi menyebabkan cedera seperti keseleo
- Kesimpulan:
- Sepatu hak tinggi ekstrem mengutamakan nilai estetika dan fashion statement di atas kenyamanan dan fungsi praktis, menjadikannya contoh klasik benda estetis namun tidak ergonomis.
Notes: Untuk melihat contoh sepatu hak tinggi ekstrem, kalian dapat mengunjungi di link galeri foto fashion show dari desainer seperti Alexander McQueen (Sepatu armadillo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) atau Christian Louboutin (Hanya Sepatu Louboutin Yang Bisa Dipakai Di Kolam Renang, Christian Louboutin Spring/ Summer 2025 - Luxina.ID).
![]() |
Higheels Armadillo - Plato's Atlantis - Alexander McQueen Spring/Summer 2010 |
![]() |
Higheels Louboutin - Spring/Summer 2025 |
3. Tak Estetis tetapi Ergonomis: Sepatu Crocs
- Deskripsi:
- Crocs adalah sepatu yang terbuat dari bahan resin ringan bernama Croslite, dengan desain yang khas dan sering dianggap tidak menarik secara visual.
- Analisis Estetis:
- Desain sederhhana dan bulky yang sering dianggap tidak menarik
- Warna-warna cerah yang terkadang dianggap terlalu mencolok
- Lubang-lubang ventilasi yang mempengaruhi penampilan keseluruhan
- Sering menjadi bahan candaan dalam dunia fashion
- Analisis Ergonomis:
- Sangat ringan dan nyaman dipakai
- Bahan Croslite yang empuk dan menyesuaikan bentuk kaki
- Ventilasi baik yang menjaga kaki tetap sejuk
- Mudah dibersihkan dan tahan air
- Cocok untuk berbagai aktivitas kasual dan pekerjaan yang membutuhkan bediri lama
- Kesimpulan
- Crocs mengutamakan kenyamanan dan fungsionalitas di atas nilai estetika konvensional. Meskipun sering dikritik karena penampilannya, popularitas tetap tinggi karena kenyamanan yang ditawarkan.
Notes: Untuk melihat contoh sepatu Crocs, kalian dapat mengunjungi situs resmi Crocs (Sandal, Sepatu dan Jibbitz | Gratis Ongkir | Crocs™ Indonesia) atau toko online yang menjual produk mereka.
![]() |
Crocs Echo Unisex Clog - Truffle |
KESIMPULAN
Studi kasus ini menunjukkan bahwa dalam desain produk, sering terjadi trade-off antara estetika dan ergonomi. Beberapa produk berhasil menyeimbangkan keduanya, seperti Eames Lounge Chair, sementara yang lain cenderung mengutamakan salah satu aspek.
Penting untuk diingat bahwa persepsi estetika bisa sangat subjektif dan dipengaruhi oleh tren dan budaya. Sementara itu, ergonomi lebih objektif dan didasarkan pada prinsip-prinsip kenyamanan dan efisiensi penggunaan.
Dalam merancang produk, idealnya desainer harus mempertimbangkan keseimbangan antara estetika dan ergonomi untuk menciptakan produk yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga nyaman dan efisien digunakan.
Comments
Post a Comment